Niatan ‘menyatukan kembali’ komunitas dan klub ini diawali dari prakarsa oleh Stephen Andries. “Di Jakarta, Bogor dan Bandung, komunitas Nouvo tetap eksis walaupun pabrikannya sudah lama menyetop produksinya,” yakin Stephen,
Pada Jumat, 11 Maret mereka berkumpul di bilangan Jl. Gandaria, Jakarta Selatan. Mereka terdiri dari Jakarta Nouvo Club, Nouvo Owner Society, Bandung Nouvo Club, Nouvo Z Riders, Nouvo Kaskus, Nouvo Holden, Brigade Motor Senayan.
“Memang acara ini benar-benar dikhususkan untuk agenda saling mengenal sesama komunitas Nouvo. Jadwalnya pun sengaja dibuat Jumat malam atau disesuaikan dengan jadwal kopdar masing-masing klub,” kata Achobule, salah satu dedengkot BMS
Sebagian besar pemilik Nouvo yang hadir adalah produk keluaran awal yakni 2002-2005. Skubek keluaran tahun segitu memiliki ciri khas, bentuk lampu depan yang besar mirip kepala lele. Makanya, besutan ini biasa disebut Nouvo Lele.
Walaupun tidak semua peserta yang hadir adalah pemilik Nouvo Lele. Seperti Nouzer alias Nouvo Z Riders. Komunitas ini khusus untuk pemilik Nouvo-Z yang resmi berdiri pada 29 November 2005.
Suasana cair walau beda klub |
“Kegiatan wajib kami yakni turing tahunan pada saat ulang tahun klub. Untuk turing tambahan boleh saja dilakukan oleh anggota lainnya,” jelas Riady yang didaulat jadi pembina Nouzers.
Sedangkan Nouvo Kaskus berawal dari forum Kaskus. “Kami bertemu awalnya di forum Kasak Kusuk. Cari info tentang Nouvo. Dari obrolan sepakat untuk membentuk komunitas ini,” tegas Carlos, salah satu anggota Nouvo Kaskus.
Pertemanan lewat jalur dunia maya ini punya kelebihan. Informasi jadi lebih cepat dan memudahkan anggota Nouvo Kaskus mencari komponen yang mereka butuhkan,” katanya.
Nouvo yang stop distop produksi oleh pabrikan Yamaha, pasti akan merisaukan pemiliknya jika perlu atau cari komponen. “Tidak masalah. Masih banyak kok komponennya. Bahkan untuk body part yang susah sekali pun,” pasti Carlos yang juga membawa brothernya dari Bandung, Bogor dan juga Depok.
Nouvo Owners Society terdiri dari 50 orang anggota. Berdiri pada Maret 2007. Biasa mengadakan kopi darat di Kawasan Patung Panahan, Senayan, Jakarta. “Sebagai komunitas, kami memberikan kebebasan untuk anggota dalam berekspresi soal tunggangan. Mau modifikasi fashion boleh atau modif performa,” jelas Christanto, Ketua Umum NOS.
Satu hal yang wajib ditaati oleh anggota, motor harus tetap dalam kondisi laik jalan. “Mau bore up 200 cc lebih nggak papa. Asal saat turing wajib, motor itu harus bisa ikut dan tentunya tetap safety,” jelas pria akrab dipanggil Chris.
Salah satu kegiatan yang lagi in di komunitas ini adalah hampir semua anggota aktif memiliki hobi bersepeda gunung. “Kalau nggak kopdar biasanya kita ke Ciawi, Bogor main sepeda gunung,” jelas Chris yang memodif sepedanya sehingga diikuti oleh para anggota.
Untuk Nouvo Holden biasa ngumpul bareng di bilangan Circle K, Gandaria, Jakarta Selatan. “Komunitas ini merupakan pemilik mobil Holden yang juga punya Nouvo. Tapi lebih sering pakai Nouvo dibanding Holden. Aliran skubeknya dari street performance sampai klasik yang masih mempertahankan keaslian,” kekeh Stephen Andries, salah satu anggota Nouvo Holden.
Tanjung perwakilan Bandung Nouvo Club mengungkapkan semangat yang dalam kumpul bareng ini bisa makin diperkuat. “Kami berharap rasa persaudaraan yang ditimbulkan dari ajang kopdar bersama ini bisa semakin mempersolid teman-teman,” harap Tanjung.
Makin berkembang |
Jakarta Nouvo Club bisa dibilang klub pertama Yamaha Nouvo. JNC juga tergabung dalam Yamaha Rider Club (YRC).
Dengan perkembangan, beberapa anggota awal kemudian pisah dan mendirikan klub lain. Namun, perpisahan dan perbedaan ini tidak menjadi friksi di antara komunitas Nouvo.
Hendro Ardianto, Ketua JNC mengatakan kalau klub ini berdiri pada 2003. “Tepatnya, tidak lama setelah Nouvo dilluncurkan. Kami banyak mengadakan kegiatan terutama turing,” bilang Hendro.
JNC didirikan atas dasar saling suka, dan tidak membatasi anggota pemilik Nouvo lama, atau Nouvo Z bahkan Nouvo Elegance sekalipun. Klub yang bermarkas di kawasan Tebet Timur, Jakarta Selatan ini selalu menggelar kopi darat setiap Jumat malam. Waktunya mulai jam 20:00 dan bertempat di belakang Kejaksaan Negeri atau di samping Circle K, pas depan Interstudy Bulungan, Jakarta Selatan.
Anggota JNC juga seperti anggota komunitas lain yang lebih mengarah pada fashion alias tampilan. Namun tidak jarang juga sebagian anggota yang memodif ikasi kinerja skubek Yamaha ini dengan menambah kapasitas mesin. Kombinasi modifikasi tampilan dan performa.
Tempat kumpulnya tukang ngebut |
Jika melongok motor anggota komunitas BMS ini, tidak satu pun ditemui motor standar. Semua sudah kena sentuhan bore up, Cuy!
Benar. “BMS adalah sebuah wadah berkumpulnya penggemar motor yang hobi turing dan juga pecinta kecepatan. Jadi, kami memang tidak membatasi merek dan dari klub mana dia berasal,” jelas Acho salah seorang pentolan BMS.
Karena tempat berkumpulnya speed freak turing, maka agenda rutin tahunan, ya pasti turing. Nah, di sinilah keunggulan BMS. Meski sekilas tanpa organisasi dan kepengurusan yang jelas, tapi BMS sangat lihai mengelola perencanaan dan perjalanan turing. Sebelum menentukan agenda tahunan, mereka mengangkat beberapa orang yang ditunjuk sebagai koordinator event.
Saking seriusnya, sebelum melakukan turing, sang koordinator harus melakukan survey terlebih dahulu sebelum agenda turing dijalankan. Survey meliputi kondisi aspal jalanan, lalu lintas, titik start dan finish. Karena biar bagaimana pun juga koordiantor harus bisa menemukan mana jalanan yang bagus, lalu lintas sepi sehingga tidak membahayakan pengendara lain.
Jangan lupa kabar-kabari kalau mau jalan lagi! (motorplus-online.com)
No comments:
Post a Comment